Teori Efek Media Terhadap Audiensnya
- The Individual Differences Theory
Nama teori yang diketengahkan oleh Melvin D. Defleur ini menelaah perbedaan – perbedaan di antara individu – individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan effek tertentu.
Menurut teori ini individu – individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan – pesan terutama pada kepentingannya, konsisten terhadap sikap – sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai – nilainya. Tanggapannya terhadap pesan – pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya.
Dengan kata lain, masing-masing individu anggota audience bertindak menanggapi pesan yang disiarkan media secara berbeda, hal ini menyebabkan mereka juga menggunakan atau merespon pesan secara berbeda pula.
Dalam diri individu audience terdapat apa yang disebut konsep diri, konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kepada pesan apa yang bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. Dengan kata lain, konsep diri mempengaruhi terpaan selektif, persepsi selektif, ingatan selektif.
Jadi,efek media massa pada khalayak massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Contoh:
Seorang penggemar K-Pop (Korean Pop) akan lebih memilih menggunakan barang-barang yang diiklankan atau mensponsori artis kesukaan mereka karena ada perasaan dekat dengan idola mereka sedangkan bagi masyarakat biasa, mereka akan lebih realistik dan hanya akan menggunakan produk tersebut apabila produk tersebut memiliki kualitas yang bagus atau sesuai dengan selera mereka.
- The Social Categories Theory
Teori ini berangkat dari sebuah kenyataan bahwa anggota masyarakat dapat dikelompokan kedalam
Penggolongan sosial berdasarkan :
Usia : anak-anak, dewasa, orangtua
Jenis kelamin : laki-laki, perempuan
Suku bangsa : Sunda, Jawa, Batak, Minang, Aceh, Papua, Bali, dll
Profesi : dokter, pengusaha, pedagang, sopir, tukang becak, dll.
Pendidikan : sarjana, tamatan SLTA, SLTP, SD, buta hurup.
Kegemaran atau Hobby : Olahraga, kesenian, dll.
Status sosial : Kaya, biasa, dan miskin.
Agama : Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, dll.
Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang sifatnya special atau khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan mengambil segmentasi/mangsa pasar tertentu.
Dari kesamaan itu mereka akan mereaksi secara sama pada pesan khusus yang diterimanya. Berdasarkan perspektif ini, pemilihan dan penafsiran isi oleh audience dipengaruhi oleh pendapat dan kepentingan yang ada dan oleh norma-norma kelompok sosial. Dalam konsep audience sebagai pasar dan sebagai pembaca, perspektif ini melahirkan segmentasi.
Contoh:
- Channel Bein Sport , Fox Sport , ESPN , dll ditargetkan kepada khalayak yang senang olahraga
- Channel Cartoon Network , Animax , dll ditargetkan kepada khalayak yang gemar terhadap kartun.
- Channel Netgeo Wild , Planet Animal , dll ditargetkan kepada khalayak yang menyukai kehidupan flora & fauna.
- The Social Relationship Theory
Teori ini didasari oleh penelitian Paul Lazarsfeld, Berelson, dan Elihu Katz yang menekankan hubungan informal lebih signifikan dalam mempengaruhi khalayak. Artinya seseorang atau individu akan memengaruhi individu lain ketimbang media massa sendiri. Dampak komunikasi massa yang diberikan diubah secara signifikan oleh individu-individu yang mempunyai kekuatan hubungan sosial dengan anggota audience. Tentunya perspektif ini eksis pada proses komunikasi massa dua tahap, dan atau multi tahap.
Contoh:
ketika mendekati pemilu, para calon presiden bersilaturrahmi ke pesantren-pesantren, dan langsung menemui kiai untuk beramah-tamah, maksud utamanya adalah, untuk mendapatkan dukungan suara besar dengan hanya mendatangi satu atau beberapa orang saja.
- The Cultural Norms Theory
Teori ini berpendapat bahwa isi media massa dapat mengubah audiens. Media dapat membuat audiens memiliki opini baru terhadap suatu hal. Audiens juga dapat mengubah pandangan dan sikapnya terhadap nilai-nilai yang selama ini ia anut, dan mengubah tingkah lakunya. Seseorang individu akan berubah apabila ia sudah menjadi audiens media massa.
1. Media massa melalui informasi yang disampaikannya dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan kesan yang oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya.Media massa mempengaruhi budaya-budaya masyarakatnya dengan cara :Pesan-pesan yang disampaikan media massa memperkuat budaya yang ada.Ketika suatu budaya telah kehilangan tempat apresiasinya, kemudian media massa memberi lahan atau tempat maka budaya yang pada awalnya sudah mulai luntur menjadi hidup kembali.
Contoh : Acara pertunjukan Wayang Golek atau Wayang Kulit yang ditayangkan Televisi terbukti telah memberi tempat pada budaya tersebut untuk diapresiasi oleh masyarakat.
2. Media massa telah menciptakan pola baru tetapi tidak bertentangan bahkan menyempurnakan budaya lama.
Contoh : Acara Ludruk Glamor misalnya memberi nuansa baru terhadap budaya ludruk dengan tidak menghilangkan esensi budaya asalnya.
3. Media massa mengubah budaya lama dengan budaya baru yang berbeda dengan budaya lama.
Contoh : Terdapat acara-acara tertentu yang bukan tak mungkin lambat laun akan menumbuhkan budaya baru.
Terima Kasih telah membuang sedikit waktu anda dan semoga artikel ini tidak bermanfaat buat anda :)